Tuesday, June 15, 2010

Melahirkan Tanpa Nyeri Dengan Anestesi Spinal

Selama ini, banyak ibu hamil memilih operasi caesar atau secio guna menghindari rasa sakit saat melahirkan si buah hati. Tapi proses melahirkan secara normal nantinya takkan terasa sakit. Teknik epidural dan spinal adalah solusinya. Terobosan melahirkan bebas rasa sakit ini akan dipelopori RS Pelabuhan Surabaya. Rencananya Mei mendatang ibu hamil di Surabaya sudah bisa merasakan inovasi yang pertama kali diterapkan di Kota Surabaya ini. Biaya persalinan dengan rasa sakit tersebut menelan biaya sekitar Rp 7 juta dan mendapat perawatan di kelas I. Wanita yang melahirkan tanpa rasa sakit tersebut tetap melahirkan secara normal. Proses penanganan persalinan tanpa rasa sakit ini dilakukan ahli kandungan dan anestesi dengan teknik epidural dan spinal.

Anestesi spinal (subaraknoid) adalah anestesi regional dengan tindakan penyuntikan obat anestetik lokal ke dalam ruang subaraknoid. Anestesi spinal/ subaraknoid juga disebut sebagai analgesi/blok spinal intradural atau blok intratekal.
Hal –hal yang mempengaruhi anestesi spinal ialah jenis obat, dosis obat yang digunakan, efek vasokonstriksi, berat jenis obat, posisi tubuh, tekanan intraabdomen, lengkung tulang belakang, operasi tulang belakang, usia pasien, obesitas, kehamilan, dan penyebaran obat.

Pada penyuntikan intratekal, yang dipengaruhi dahulu ialah saraf simpatis dan parasimpatis, diikuti dengan saraf untuk rasa dingin, panas, raba, dan tekan dalam. Yang mengalami blokade terakhir yaitu serabut motoris, rasa getar (vibratory sense) dan proprioseptif. Blokade simpatis ditandai dengan adanya kenaikan suhu kulit tungkai bawah. Setelah anestesi selesai, pemulihan terjadi dengan urutan sebaliknya, yaitu fungsi motoris yang pertama kali akan pulih.

Di dalam cairan serebrospinal, hidrolisis anestetik lokal berlangsung lambat. Sebagian besar anestetik lokal meninggalkan ruang subaraknoid melalui aliran darah vena sedangkan sebagian kecil melalui aliran getah bening. Lamanya anestesi tergantung dari kecepatan obat meninggalkan cairan serebrospinal.

Dalam pemasangan epidural ini, jarum akan dimasukkan ke dalam rongga epidural pasien yang disertai dengan sebuah kateter plastik berdiameter kecil yang dilekatkan pada punggung ibu. Jarum spinal memiliki permukaan yang rata dengan stilet di dalam lumennya dan ukuran 16G sampai dengan 30G. Obat anestetik lokal yang digunakan adalah prokain, tetrakain, lidokain, atau bupivakain. Berat jenis obat anestetik lokal mempengaruhi aliran obat dan perluasan daerah teranestesi. Pada anestesi spinal jika berat jenis obat lebih besar dari berat jenis CSS (hiperbarik), maka akan terjadi perpindahan obat ke dasar akibat gravitasi. Jika lebih kecil (hipobarik), obat akan berpindah dari area penyuntikan ke atas. Bila sama (isobarik), obat akan berada di tingkat yang sama di tempat penyuntikan. Pada suhu 37oC cairan serebrospinal memiliki berat jenis 1,003-1,008.

Sedangkan anestesi spinal, jarum disuntikkan melalui selaput otak keras atau dura (selaput keras yang mengelilingi sumsum tulang belakang dan cairan sumsum otak). Suntikan diberikan ke dalam saluran sumsum tulang belakang. Dikenal 2 macam jarum spinal, yaitu jenis yang ujungnya runcing seperti ujung bamboo runcing (Quincke-Babcock atau Greene) dan jenis yang ujungnya seperti ujung pensil (whitacre). Ujung pensil banyak digunakan karena jarang menyebabkan nyeri kepala pasca penyuntikan spinal.
Namun, pasien sebelum menjalani prosedur persalinan jenis ini harus terlebih dahulu berkonsultasi dengan dokter. Bila ada ibu yang mengalami obesitas, kelainan pada gigi, mengalami infeksi, kelainan pendarahan dan lain-lain, maka prosedur persalinan tanpa rasa nyeri ini harus dikonsultasikan, apakah perlu dilakukan tindakan atau tidak. Tertarik?

0 comments:

Post a Comment